Gunakan Rem Kehidupanmu
Halo Wanita | Hidup ini bila dianalogikan dengan mobil, maka rem adalah teguran atau kritik agar jangan memacu mobil/motor terlalu kencang pada trek/jalan tertentu agar dapat selamat dalam menjalani bahtera kehidupan di dunia sesuai tujuan yang ingin diraih.
Dalam beberapa tayangan di televisi, banyak kecelakaan memakan korban jiwa diakibatkan rem blong. Betapa pentingnya peran "rem", sehingga jangan dianggap sepele. So, bagaimana baiknya kita mengimplementasikan "rem" dalam menjalani kehidupan ini? Termasuk dalam perawatan kesehatan atau hilfsorganisation care kritik? Kita semua sepakat bahwa tidak mau rem kehidupan kita blong bukan?
Dalam berkreasi, contoh dalam aktivitas ngeblog, beberapa hari lalu aku memposting status minta masukan/kritik dalam grup blogger. Ada beberapa teman yang dengan tulus memberiku kritik masukan agar blogku mempunyai performance yang baik sesuai tujuan nichenya. Banyak kejutan yang diberikan sahabat bloggerku. Jika selama ini aspek tampilan, kecepatan dan kemudahan dll hanya dalam "kacamata" sendiri, kali ini aku harus sadar, bahwa "end user" lah sebenarnya yang merasakan dampak dari semuanya, karena antara aku dan end user memiliki beberapa perbedaan, seperti kemampuan jenis HP, jaringan, jenis kartu sim card dll. Sehingga hasil akhirnyapun beda.
Dalam perawatan kesehatan juga demikian. Penggunaan "rem kehidupan" tidak kalah pentingnya untuk diaplikasikan. Teguran anak, suami, keluarga dan sahabat perlu didengar. Contoh, ada kerabat yang bilang "jangan banyak makan cabe" pada saat kondisi tertentu sebaiknya dituruti. Karena kadang diri kita tanpa sadar sudah terlalu "over" mengkonsumsinya karena suka.
Rem lainya adalah kritik yang dapat membangun pribadi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik perlu mendapat perhatian serius. Ucapkan terima kasih pada "rem" kehidupan yang telah menyelamatkan dirimu untuk mencapai tujuan hidup yang kau cita-citakan.
Terakhir, rem yang sangat pakem dalam kehidupan ini adalah dengan melaksanakan kehidupan sesuai tuntunan agama.
Dalam beberapa tayangan di televisi, banyak kecelakaan memakan korban jiwa diakibatkan rem blong. Betapa pentingnya peran "rem", sehingga jangan dianggap sepele. So, bagaimana baiknya kita mengimplementasikan "rem" dalam menjalani kehidupan ini? Termasuk dalam perawatan kesehatan atau hilfsorganisation care kritik? Kita semua sepakat bahwa tidak mau rem kehidupan kita blong bukan?
Dalam berkreasi, contoh dalam aktivitas ngeblog, beberapa hari lalu aku memposting status minta masukan/kritik dalam grup blogger. Ada beberapa teman yang dengan tulus memberiku kritik masukan agar blogku mempunyai performance yang baik sesuai tujuan nichenya. Banyak kejutan yang diberikan sahabat bloggerku. Jika selama ini aspek tampilan, kecepatan dan kemudahan dll hanya dalam "kacamata" sendiri, kali ini aku harus sadar, bahwa "end user" lah sebenarnya yang merasakan dampak dari semuanya, karena antara aku dan end user memiliki beberapa perbedaan, seperti kemampuan jenis HP, jaringan, jenis kartu sim card dll. Sehingga hasil akhirnyapun beda.
Dalam perawatan kesehatan juga demikian. Penggunaan "rem kehidupan" tidak kalah pentingnya untuk diaplikasikan. Teguran anak, suami, keluarga dan sahabat perlu didengar. Contoh, ada kerabat yang bilang "jangan banyak makan cabe" pada saat kondisi tertentu sebaiknya dituruti. Karena kadang diri kita tanpa sadar sudah terlalu "over" mengkonsumsinya karena suka.
Rem lainya adalah kritik yang dapat membangun pribadi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik perlu mendapat perhatian serius. Ucapkan terima kasih pada "rem" kehidupan yang telah menyelamatkan dirimu untuk mencapai tujuan hidup yang kau cita-citakan.
Terakhir, rem yang sangat pakem dalam kehidupan ini adalah dengan melaksanakan kehidupan sesuai tuntunan agama.
Comments
Post a Comment
Terima Kasih Komentar yang Diberikan [No SPAM, No PORN, No JUDI]